Materi PAI kelas 10 semester genap
BAB I
BERIMAN PADA MALAIKAT
A. Pengertian Iman Kepada Malaikat Allah
Tau gak sih kalau malaikat itu diciptakan dari Nur atau Cahaya. Malaikat itu Ghaib jadi kita tidak mungkin bisa untuk melihatnya, namun mereka selalu taat kepada Allah. Tidak seperti kita yang diciptakan dari tanah dan melakukan banyak kesalahan.
Malaikat mempunyai tugas tertentu yang diperintahkan oleh Allah, mereka selalu melakukan tugasnya tanpa kita sadari, Ya karena mereka tidak dapat dilihat maupun dirasakan, namun kita harus tetap percaya mereka ada.
Jadi, pengertian Iman Kepada Malaikat Allah secara Bahasa ialah percaya, sedangkan secara Istilah iman kepada malaikat adalah
Malaikat mempunyai tugas tertentu yang diperintahkan oleh Allah, mereka selalu melakukan tugasnya tanpa kita sadari, Ya karena mereka tidak dapat dilihat maupun dirasakan, namun kita harus tetap percaya mereka ada.
Jadi, pengertian Iman Kepada Malaikat Allah secara Bahasa ialah percaya, sedangkan secara Istilah iman kepada malaikat adalah
meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menciptakan Malaikat sebagai makhluk ghaib diutus untuk melaksnakan segala perintah-Nya.
Artinya : “(19) Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. (20) Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.”
B. Fungsi Beriman Kepada Malaikat Allah
Ada banyak banget fungsi dari beriman kepada malaikat allah, diantaranya :
1. Meningkatkan Ketaatan
Malaikat kan makhluk Allah yang paling taat, dengan beriman manusia dapat mendorong dirinya untuk senantiasa mendekatkan diri dan disiplin kepada Allah SWT.
2. Menjaga Sikap Manusia
Salah satu tugas Malaikat yaitu mengawasi apa yang manusia kerjakan, sehingga manusia akan berhati-hati dalam menjalani kehidupan agar terhindar dari Dosa.
3. Berusaha Meningkatkan Amal Ibadah
Ada Malaikat yang menjaga surga dan neraka. Dengan mengingat hal bisa mendorong manusia untuk meningkatkan amal ibadahnya supaya tidak masuk neraka.
4. Menerima Rezeki yang Sudah Diberikan
Dengan beriman, kita dapat ikhlas dan merasa bersyukur degan apa yang sudah diberikan atau kita berikan kepada orang lain karena amal kita akan dicatat oleh Malaikat.
5. Meningkatkan Kesabaran
Iman kan percaya tuh, nah saat kita sudah melakukan berbagai usaha namun belum kelihatan hasilnya kita harus percaya dengan Allah bahwa kerja keras kita akan terbayar.
C. Hikmah Beriman Kepada Malaikat Allah
- Semakin meyakini tentang kebesaran Allah SWT.
- Bersyukur kepada Allah SWT, karena telah menciptakan malaikat untuk membantu segala kehidupan dan kepentingan manusia.
- Cinta kepada Malaikat karena kedekatan ibadahnya kepada Allah, dan karena mereka selalu membantu dan selalu mendoakan kita.
- Bertaqwa dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba dalam kebaikan.
- Meningkatkan keimanan untuk mengikuti sifat dan perbuatan Malaikat.
- Selalu berfikir dan berhati-hati setiap melakukan suatu perbuatan, karena perbuatan yang baik maupun yang buruk akan selalu dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
- Meningkatkan keimanan manusia kepada Allah, mengingat Malaikat merupakan salah satu ciptaan-Nya
- Membentuk jiwa seorang muslim yang benar-benar bertakwa kepada Allah, karena iman kepada Allah dan iman kepada Malaikat merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
- Mendorong manusia untuk senantiasa bertindak hati-hati, karena dia menyadari bahwa setiap perbuatannya selalu diawasi oleh para Malaikat
- Mendorong manusia untuk selalu meningkatkan amal baik, karena manusia menyadari bahwa sekecil apapun tindakan baiknya akan dicatat oleh Malaikat
BAB II
SAYANG,PATUH,DAN HORMAT KEPADA ORANG TUA DAN GURU
A. Sayang, Hormat, dan Patuh kepada Orang Tua
Orang tua memiliki kedudukan tinggi dalam islam. Setiap anak memiliki kewajiban untuk berbuat baik terhadap kedua orang tuanya. Oleh karena itu, kasih sayang, perhatian, dan pengorbanan orang tua harus dibalas dengan kebaikan, kasih sayang, dan pengorbanan yang serupa, meski tidak sebanding. Islam mengenal 2 macam orang tua yang harus dihormati, yakni orang tua yang telah melahirkan kita dan orang tua yang telah mengantarkan kita mengenal Allah SWT.
Berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, mengasihi, menyanayangi, menhormati, mendoakan, taat, dan patuh terhadap apa yang mereka perintahkan adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap anak kepada orang tuanya. Perilaku tersebut disebut birrul walidain.
Birrul walidain adalah hak kedua orang tua yang harus dilaksanakan oleh setiap anak, sepanjang keduanya tidak memerintahkan kemaksiatan/kemusyrikan. Bahkan, seorang anak tetap harus berbakti meskipun orang tuanya kafir/musyrik. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam Surah Luqman/31:15 yang artinya, “Jika keduanya (ibu bapakmu) memaksamu supaya engkau musyrik, menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak ketahui, maka janganlah engkau mengikuti keduanya, dan bergaulah dengan keduanya di dunia dengan baik.
Jika seorang anak berbakti dan memperlakukan dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang Allah perintahkan, Allah akan memberikan keberkahan hidup kepada ibu bapaknya, Allah tak segan-segan menyulitkan jalan hidupnya.
· Keutamaan Bebakti kepada Orang tua
a. Penghapus dosa besar
b. Dipanjangkan usia dan dilimpahkan rezeki
c. Akan mendapatkan bakti yang sama dari anak keturunan
d. Dimasukkan ke dalam surga
· Perilaku yang mencerminkan sikap sayang, hormat, dan patuh kepada orang tua diantaranya :
1. Jika orang tua masih hidup
a. Mengucapkan salam saat akan meninggalkan/menemuinya
b. Mendengarkan segala perkataanya dg hormat dan rendah hati
c. Tidak memotong pembicaraanya
d. Bepamitan/meminta izin ketika akan pergi dari rumah
e. Mencium tangan kedua orang tua jika akan pergi/kembali dari berpergian
f. Membantu pekerjaan rumah,dsb.
2. Jika orang tua telah meninggal dunia
a. Melaksanakan wasiatnya
b. Mendoakan ayah ibu yang telah tiada & memintakan ampun kepada Allah SWT dari segala dosanya.
c. Tetap menjalin tali silahturahmu kepada kerabat orang tua
d. Menepati janji kedua orang tua
B. Hormat & Patuh kepada Guru
Guru adalah orang yang memberikan pengetahuan sekaligus pendidikan akhlak terhadap murid-muridnya. Ia mengajari cara membaca, menghitung, berpikir, dsb. Guru juga mengajarkan nilai-nilai akhlak kepada muridnya.
Setiap guru pasti akan mengajarkan kebaikan-kebaikan yang mungkin tidak didapatkan seorang anak dari orang tuanya di rumah. Tanpa pendidikan dan bimbinganya, bisa jadi kita tidak akan mengetahui segala yg nyata atau tersembunyi di alam raya ini dan tidak dapat membedakan yang benar atau salah. Jasa guru dalam mendidik dan mencerdaskan muridnya tidaklah dapat diukur dengan materi. Berkat jasa gurulah, kita menjadi terpelajar.
Dalam ajaran islam, guru/ulama adalah orang yang memiliki pengetahuan luas dibandingkan orang lainya. Ia merupakan pewaris para nabi dalam menyampaikan kebaikan kepada orang lain.
· Perilaku sikap hormat dan patuh kepada guru
a. Mengucapkan salam & mencium tanganya ketika bertemu
b. Mendengarkan pelajaran yg sedang diberikanya
c. Tidak melawan, menipu, dan membuka rahasia guru
d. Bersikap sabar terharap perlakuan kasar/akhlak buruk guru
e. Menunjukkan rasa berterima kasih terhadap ajaran guru
f. Sopan ketika berhadapan dengan guru, dsb.
BAB III
Standar Kompetensi
12. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat pereode Madinah
Kompetensi Dasar :
12.1. Menceriterakan sejarah dakwah Rosulullah SAW pereode Madinah
12.2. Mendeskripsikan strategi dakwah Rosulullah SAW pereode Madinah
A. Kondisi Kota Madinah
Kota Madinah berada diwilayah kekuasaan pemerintahan kerajaan Arab Saudi sekarang. Madinah terletak di daerah Hijaz, bagian dari semenanjung Arab yang terletak diantara Dataran Tinggi Nejd dan daerah pantai Tihamah. Didaerah ini terdapat tiga kota utama yaitu Taif, Mekah, dan Madinah. Kota Madinah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah, namanya adalah kota yasrib. Kondisi Madinah berbeda dengan kota Mekah yang tandus dan gersang. Kota Madinah memiliki oase-oase yang digunakan untuk pertanian, untuk mata pencaharian penduduk bertani, berdagang dan beternak.
Penduduk Yasrib sebelum kedatangan Islam terdiri atas dua suku bangsa, yaitu bangsa Arab dan Yahudi. Di Yasrib tidak ada seorang pemimpin dan suatu pemerintahan atas semua penduduk, yang ada hanyalah pemimpin suku yang hanya memikirkan sukunya sendiri.
B. Kaum Muslimin Berhijrah
Hijrah secara fisik dalam sejarah islam dilakukan dua kali, yaitu hijrah ke Habsyi dan dari Mekah ke Madinah. Adanya kekejaman kaum musyrik terhadap umat Islam, maka Rosulullah memerintahkan umat islam untuk hijrah ke Yasrib baik secara sendiri-sendiri atau berkelompok kecil. Sedikit demi sedikit kaum muslimin meninggalkan Mekah, sedangkan Rosulullah masih tinggal di Mekah, meskipun orang-orang madinah meminta agar Nabi Muhammad SAW lekas hijrah ke Madinah. Tetapi Rasulullah menunggu perintah Allah SWT untuk berhijrah. Orang Quraisy Mekah setelah mengetahui bahwa kaum muslimin banyak yang sudah hijrah ke Madinah dan yang tinggal di Mekah hanya Nabi Muhammad SAW. Dari itu mereka menyuruh kepada pemuda Quraisy untuk mengepung dan menjaga rumah Nabi Muhammad SAW sejak malam hari, supaya bila Nabi Muhammad SAW keluar rumah untuk shalat subuh disitulah Nabi Muhammad harus dibunuh. Keputusan itu harus segera mereka laksanakan. Tetapi manusia berencana Allah yang menentukan. Sebelum orang Quraisy melaksanakan niat buruknya, Allah telah mengilhamkan pada Nabi Muhammad SAW untuk hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar Sidiq, tetapi terlebih dahulu bersembunyi di gua Tsur sebelum Rosulullah SAW meninggalkan Mekah, meminta Ali Bin Abu Thalib supaya memakai selimut dan tidur ditempat tidurnya. Pada malam itu para pemuda pilihan dari berbagai suku mengepung rumah Nabi Muhammad SAW dan menyangka yang tidur adalah Rasulullah SAW. Sementara Rasulullah ditemani oleh Abu Bakar telah meninggalkan rumah menuju ke gua Tsur terlebih dahulu.
C. Kehadiran Nabi Muhammad di Madinah.
Para penduduk Madinah menyambut kehadiran Rasulullah dengan riang gembira. Penduduk Madinah yang menyambut kehadiran Rasulullah disebut kaum Anshor. Sedangkan kaum muslimin yang hijrah dari Mekah ke Madinah disebut kaum muhajirin. Setelah kehadiran Rasulullah, nama kota Yasrib berubah menjadi Madinatul Munawaroh (kota yang memancarkan cahaya ilmu pengetahuan). Hari hijrah Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada tahun 622 M, dipandang oleh umat islam diwaktu itu, sebagai permulaan zaman orde baru yang telah mengalahkan dan melumpuhkan kekuatan orde lama. Karena itu peristiwa ini menjadi awal perhitungan tahun Islam yang dikenal dengan nama Tahun Hijrah, dan yang mulai menetapkan tahun hijrah ini ialah Khalifah Umar Bin Khatab r.a. setelah Nabi Muhammad berdiam di Madinah, tidak lama kemudian beliau membuat masjid, yang diberi nama Masjid Nabawi. Orang-orang Muhajirin dan Anshor hidup seperti orang bersaudara, rukun dan damai, dan merekalah yang menjadi tiang bangunan Islam di masa itu.
D. Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
Strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah berbeda dengan strategi dakwah di Mekah. Hal-hal pokok yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW selama berada di Madinah antara lain :
1. Mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshor
Kaum anshor menerima kedatangan kaum muhajirin dengan riang gembira. Mereka mengetahui bahwa sebagian besar kaum muhajirin tidak membawa harta bendanya ketika berhijrah. Kerenanya mereka bersedia berbagi tempat tinggal, pekerjaan, pakaian, dan lain-lain. Untuk lebih mempererat persaudaraan kaum tersebut, Rasulullah SAW mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshor. Dasar persaudaraan yang dibangun oleh Rasulullah SAW adalah Wahdatul Islamiyah yaitu persaudaraan yang didasarkan kepada Agama Islam.
2. Menciptakan Perdamaian
Pada saat Rasulullah hadir di Madinah, ada dua suku yang sering bertikai yaitu, suku Auz dan Khazraj. Rosulullah SAW berusaha mendamaikan dua suku yang sedang bertikai tersebut sehingga terciptalah perdamaian. Dengan terciptanya kedamaian dan terhapusnya jurang pemisah antar suku yang ada di Madinah, maka ketentraman akan dirasakan. Suasana tersebut menjadi pendukung dakwah Rasulullah SAW di Madinah.
3. Toleransi yang tinggi
Penduduk Madinah agamanya berbeda yaitu ada Yahudi, Islam dan Nasrani. Rasulullah memberi kebebasan kepada penduduk untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Pembentukan masyarakat madani dimulai di Madinah, dasar-dasar pemerinntahan Islam telah diletakkan, ini tertuang dalam Piagam Madinah yang juga disebut Konstitusi Madinah. Sebuah konstitusi modern yang untuk pertama kalinya memperkenalkan wacana kebebasan beragama, persaudaraan antar agama, perdamaian dan kedamaian, persatuan, etika politik, hak dan kewajiban warga negara, serta konstitusi pengakuan hukum berdasarkan kebenaran dan keadilan. Isi piagam Madinah itu antara lain :
a. Seluruh penduduk Madinah merupakan satu kesatuan warga yang bebas berpikir dan melakukan agamanya masing-masing serta tidak boleh mengganggu.
b. Apabila kota Madinah diserang musuh mereka harus mempertahankannya bersama-sama
c. Apabila salah satu golongan diserang musuh, golongan yang lain harus membantunya.
d. Jika timbul perselisihan, penyelesaianya dibawah keadilan yang dipimpin oleh Rasulullah SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar